Rahayu.....!
Meditasi
Bahwa meditasi dan tapa adalah sama,
serta perbedaan antara keduanya hanya terletak pada intensitas menjalankannya
saja. Teknik-teknik serta latihan-latihan untuk melakukan meditasi ada
bermacam-macam, yaitu dari yang sangat sederhana, seperti memusatkan perhatian
pada titik-titik hujan yang jatuh ditanah, hingga yang sukar dan berat
dijalankan, seperti menatap cahaya yang terang benderang dari dalam sebuah gua
yang gelap ditepi pantai, dengan gemuruh ombak sebagai latar belakangnya,
sambil berdiri dengan posisi yang sukar selama 12 jam berturut-turut.
Meditasi atau semedi memang biasanya
dilakukan bersama-sama dengan tapabrata,
orang yang melakukan tapa ngeli misalnya, tidak hanya duduk diatas rakitnya
saja sambil bengong, tidak berbuat apa-apa, ia biasanya juga bermeditasi.
Sebaliknya meditasi seringkali juga dijalankan bersama dengan suatu tindakan
keagamaan lain, misalnya dengan berpuasa atau tirakat.
Maksud yang ingin dicapai dengan
bermeditasi itu ada bermacam-macam, misalnya untuk memperoleh kekuatan iman
dalam menghadapi krisis sosial ekonomi atau sosial politik, untuk memperoleh
kemahiran berkreasi atau memperoleh kemahiran dalam kesenian, untuk mendapatkan
wahyu, yang memungkinkannya melakukan suatu pekerjaan yang penuh tanggung jawab
atau untuk menghadapi suatu tugas berat yang dihadapinya. Namun banyak orang
melakukan meditasi untuk memperoleh kesaktian (kasekten) disamping untuk menyatukan diri dengan sang Pencipta.
Dalam olah batin, meditasi menjadi
salah satu topik pembicaraan yang tiada habis-habisnya. Tentu hal tersebut ada
sebabnya, sebabnya tiada lain karena meditasi adalah salah satu usaha proses
untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total.
Mengusahakan rumus yang pasti
mengenai arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi
gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan
pengalaman meditasi dapat berarti :
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri
sendiri
3. Melepaskan diri dari pikiran atau
perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati
dirinya yang murni atau asli.
Tiga hal tersebut diatas baru awal
masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali
tidak lagi mempergunakan panca indera (termasuk pikiran dan perasaan) terutama
ke arah murni mengalami kenyataan yang asli.
Perlu segera dicatat, bahwa
pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena
pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen,
watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan
kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara gebya- uyah (pada umumnya) orang yang melakukan meditasi yakin
adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh
karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke
golongan seni dari pada ilmu. Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah
batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak
menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak
mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita
dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justru keabsahan
meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan
menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya
bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan hasil yang demikian, sering
tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang
(masyarakat) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun
ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan
bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya.
Cara bermeditasi banyak sekali. Ada
yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan
menyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. Lakunya adalah dengan mempergunakan
pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan
nafas dengan teratur. Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok /
rileks, bisa duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk
lebih khusuk jika anda perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra,
musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa
alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya.
Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara
teratur.
Ketika menarik nafas sesungguhnya
menarik energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni dalam diri anda,
tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. Ketika mengelurkan
nafas dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkan untuk beberapa
saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur, manfaatnya tidak
hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa tenang.
Bermeditasi dengan usaha melihat
cahaya alam semesta, yang dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat
menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa
kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan
sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya tumbuh
ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan yang teratur.
Kesulitan yang paling berat dalam
bermeditasi adalah mengendalikan pikiran dengan pikiran artinya anda berusaha
mengelola pikiran-pikiran anda, sampai mencapai keadaan pikiran tidak ada dan
anda tidak berpikir lagi. Salah satu cara adalah mengosongkan pikiran adalah
dengan cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu cita-cita, umpamanya
cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita ingin manunggal dengan
Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan negara, cita-cita berdasarkan
kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus ketika hendak memasuki
meditasi.
Secara fisik ada yang berusaha
mengosongkan pikiran dengan memfokuskan kepada bunyi nafas diri sendiri ketika
awal meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung
hidung sendiri.
Jika proses meditasi yang dilukiskan
tersebut diatas dapat anda lakukan dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dalam pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik
untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain.
Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan
meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan
meditasi. Jika dalam proses tersebut pikiran anda belum dapat anda kuasai atau
hilangkan janganlah putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara
keterlaluan. Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda
sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya, karena berciri sangat pribadi.
Untuk dapat berhasil anda sangat
perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan dalam, sehingga dengan tiada
terasa anda akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. Jika menemui
sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti,
teruskan meditasi anda.
Pengalaman sesudah keadaan demikian,
hanya andalah yang dapat mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat
dalam semua bahasa bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan
demikian anda tidak lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengetahui apa-apa
lagi, kecuali anda tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam
sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula
memperoleh pengetahuan tentang alam semesta atau lainnya. Rahayu.....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar