Rabu, 27 Maret 2013

Bag 11 Mangkunegara IV Guru Bathin kaweruh Jendra

Rahayu....!


Semedi
Samadi berasal dari kata Sam artinya besar dan Adi artinya bagus atau indah. Seseorang yang melakukan samadi adalah seseorang yang mengambil posisi-patrap untuk meraih budi yang besar, indah dan suci. Budi suci adalah budi yang diam tanpa nafsu, tanpa keinginan dan pamrih apapun. Inilah kondisi suwung (kosong) tetapi sebenarnya ada aktifitas dari getaran hidup murni, murni sebagai sifat-sifat hidup dari Tuhan.

Budi suci terlihat seperti cahaya atau sinar yang disebut Nur. Nur itu adalah hati dari budi. Kesatuan dari budi dan nur secara mistis disebut curigo manjing warongko atau bersatunya kawula dan Gusti atau juga biasa digambarkan Bima manunggal dengan Dewa Ruci.


Istilah lainnya ialah Pangrucatan atau Kamukswan. Pangrucatan itu artinya dilepas. Apa yang dilepas? Pengaruh dari nafsu. Mukswa artinya dihapus. Apa yang dihapus? Pengaruh dari nafsu. Oleh karena itu samadi adalah satu proses dari penyucian budi. Budi menjadi nur. Di dalam nur ini, kawula bisa berkomunikasi dengan Gusti untuk menerima tuntunan sesuai dengan kedudukannya sebagai kawula.


Waktu bersamadi orang bisa mengambil posisi duduk atau tidur telentang diatas tempat tidur. Pilihlah tempat yang bersih, tenang dan aman, bernafaslah dengan santai, pada posisi tidur kaki diluruskan, kedua tangan diletakkan didada. Dengarkanlah dengan penuh perhatian suara nafas dengan tenang, menghirup dan mengeluarkan udara melalui hidung. Ini akan membuat pikiran menjadi tidak aktif. Nikmatilah suara nafas dengan jalan menutup mata, ini sama seperti kalau memusatkan pandangan kepada pucuk hidung.

Dengan melakukan ini, pikiran dinetralisir demikian juga angan-angan dan pengaruh panca indera. Sesudah itu nafsu dinetralisir didalam indera ke enam. Bila berhasil orang akan berada dalam suwung dan nur mendapatkan tuntunan mistis yang simbolis.


Manusia diciptakan oleh Tuhan, manusia adalah makluk yangmempunyai :
1.      Badan jasmani = badan kasar.
2.      Badan jiwa = badan alus.
3.      Badan cahaya = nur atau suksma
Dengan susunan seperti tersebut diatas, diharapkan akan mampu mengetahui Sangkan Paraning Dumadi (makna perjalanan kehidupan).

Memahami Jagad Raya.
Sebelum adanya jagad raya, tidak ada apa-apa kecuali kekosongan dan suwung. Didalam suwung terdapat sifat-sifat hidup dari Tuhan. Jagad Raya adalah suatu Causa prima. Sifat-sifat hidup Tuhan terasa seperti getaran dan getaran ini terus menerus.

Ada tiga elemen yang terdiri dari :
1.      Elemen merah dengan sinar merah, ini panas
2.      Elemen biru dengan sinar biru, ini dingin
3.      Elemen kuning dengan sinar kuning, ini menakjubkan.

Elemen-elemen ini selalu bergetar. Sebagai hasil dari perpaduan ketiga elemen tersebut, elemen ke-empat lahir dengan warna putih atau putih keperak-perakan dan inilah yang disebut nur. Nur itu adalah sari dari jagad raya, ada yang menjadi calon planet, ada yang menjadi badan budi atau jiwa yaitu badan jiwa dari manusia. Ketika nur menjadi sari dari badan jasmani manusia, itu artinya di dalam jagad raya dan galaksi akan selalu dilahirkan planet-planet dan bintang-bintang baru. Kondisi dari plenet-planet yang baru dilahirkan bisa berbeda antara yang satu dengan yang lain, karena tergantung kepada pengaruh dari tiga elemen tersebut, ada planet yang bisa dihuni dan yang tidak bisa dihuni.   Rahayu....!