Rabu, 27 Februari 2013

bag 8 Mangkunegara IV Guru Bathin kaweruh Jendro Hayuningrat


Rahayu....!

Cara-cara mencapai Kerendahan Hati

  1. ·         Uruslah persoalan-persoalan pribadi, agar kita menjadi tenang.
  2. ·         Hindari rasa ingin tahu, agar kita tidak disibukan dengan perasaan penasaran.
  3. ·         Janganlah terlalu dalam mencampuri urusan orang lain, agar tidak terlibat secara langsung.
  4. ·         Berbicara sedikit mungkin tentang diri sendiri.
  5. ·         Sabar dan jangan terburu-buru dalam mendengarkan penjelasan dari orang lain.
  6. ·         Terimalah pertentangan pendapat dengan kegembiraan
  7. ·         Jangan memusatkan perhatian pada kesalahan orang lain.
  8. ·         Terimalah hinaan dan cacian.
  9. ·         Terimalah perasaan tak diperhatikan, dilupakan dan dipandang rendah oleh orang lain.
  10. ·         Mengalah terhadap kehendak orang lain.
  11. ·         Terimalah celaan walau kita tidak layak untuk menerimanya.
  12. ·         Terus bersikap Santun dan peka, sekalipun seseorang memancing amarah kita.
  13. ·         Bersikap mengalah dalam perbedaan pendapat, walaupun kita berada di posisi yang benar.
  14. ·         Janganlah memancing atau mencoba agar kita dikagumi atau dicintai.
  15. ·         Pilihlah yang tersulit agar bisa memberi kemudahan pada orang lain.


Sedulur papat kalima pancer

Orang Jawa tradisional percaya dan meyakini keberadaan dari sedulur papat (saudara empat) yang selalu menyertai seseorang dimana saja dan kapan saja, selama orang itu hidup didunia. Mereka memang ditugaskan oleh kekuasaan alam untuk selalu dengan setia membantu, mereka tidak punya badan jasmani, tetapi ada. Setiap orang Jawa Tradisional harus mempunyai hubungan yang serasi dengan mereka ( saudara empat ) itu.
Adapun saudara empat itu meliputi :
  1. Kakang kawah, saudara tua kawah, dia lahir dari gua garba ibu sebelum kamu, tempatnya di timur warnanya putih.
  2. Adi ari-ari, adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu, tempatnya di utara warnanya hijau
  3. Getih, darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan, tempatnya di barat warnanya merah
  4. Puser, pusar yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di selatan warnanya hitam.

Selain sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer. Pancer kelima itulah badan jasmani kamu. Merekalah yang disebut sedulur papat kalimo pancer, mereka ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut mereka keblat papat lima tengah, (empat jurusan yang kelima ada ditengah). Mereka berlima itu dilahirkan melalui ibu, mereka itu adalah Mar dan Marti, berbentuk udara.  Mar adalah udara, yang dihasilkan karena perjuangan ibu saat melahirkan bayi, sedangkan Marti adalah udara yang merupakan rasa ibu sesudah selamat melahirkan si jabang bayi. Secara mistis Mar dan Marti ini warnanya putih dan kuning, kamu bisa meminta bantuan Mar dan Marti hanya sesudah kamu melaksankan tapa brata (laku spiritul yang sungguh-sungguh), dalam ritual Jendra bentuknya mencuci telapak kaki ibu ( jika masi ada ) dan di langkahi sebagai simbol terlahirnya kita kembali dalam pertobatan ( pengaken kalepatan ).


Sedulur papat kalimo pancer (Jawa) 

Bantheng, Kethek lan Manuk Merak. Kocape kuwi mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa. Kewan cacah papat mau nggambarake nafsu patang warna yaiku: Macan Ing Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut Gunungan, ana kono gambar Macan, nggambarake nafsu Amarah, Bantheng nggambarake nafsu Supiyah, Kethek nggambarake nafsu Aluamah, lan Manuk Merak nggambarake nafsu Mutmainah.

Njupuk sumber saka Kitab Kidungan Purwajati seratane, diwiwiti saka tembang Dhandanggula kang cakepane mangkene :
“Ana kidung ing kadang Marmati / Amung tuwuh ing kuwasanira / Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku / Kang rumeksa ing awak mami / Anekakake sedya Ing kuwasanipun / Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki / Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi / Ngrerewangi ulah kang kuwasa / Andadekaken karsane Puser kuwasanipun / Nguyu-uyu sabawa mami / Nuruti ing panedha Kuwasanireku / Jangkep kadang ingsun papat / Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang”
Ing tembang dhuwur iku disebutake yen  Sedulur Papat iku Marmati, Kawah, Ari-Ari  lan Getih kang kaprahe diarani Rahsa. Kabeh kuwi mancer neng Puser (Udel) yaiku mancer ing Bayi.

Cethane mancer marang uwonge kuwi. Geneya kok disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari-Ari lan Rahsa kuwi? Marmati iku tegese Samar Mati! Lire yen wong wadon pas nggarbini iku sadina-dina pikirane uwas Samar Mati. Rasa uwas kawatir pralaya anane dhisik dhewe sadurunge metune Kawah, Ari-Ari lan Rahsa kuwi mau, mulane Rasa Samar Mati iku banjur dianggep minangka Sadulur Tuwa. Wong nggarbini yen pas babaran kae, kang dhisik dhewe iku metune Banyu Kawah sak durunge laire bayi, mula Kawah banjur dianggep Sadulur Tuwa kang lumrahe diarani Kakang Kawah. Yen Kawah wis mancal medhal, banjur disusul laire bayi, sakwise kuwi banjur disusul wetune Ari-Ari. Sarehne Ari-Ari iku metune sakwise bayi lair, mulane Ari-Ari iku diarani Sedulur Enom lan kasebut Adhi Ari-Ari. Lamun ana wong abaran tartamtu ngetokake Rah (Getih) sapirang-pirang. Wetune Rah (Rahsa) iki uga ing wektu akhir, mula Rahsa iku uga dianggep Sedulur Enom. Puser iku umume pupak yen bayi wis umur pitung dina. Puser kang copot saka udel kuwi uga dianggep Sedulure bayi. Iki dianggep Pancer pusate Sedulur Papat. Mula banjur tuwuh unen-unen "sedulur papat lima pancer"

Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut Gunungan, ana kono gambar Macan, Bantheng, Kethek lan Manuk Merak. Kocape kuwi mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa. Rahayu....!

Selasa, 12 Februari 2013

Bag 2 Dasar Meditasi Kaweruh Jendra Hayuningrat

Terjemahan Dhawuh Ki Wongsojono
Oleh : Budi Siswanto
            Kita dalam belajar Kaweruh Jendra harus siap, sebab hal-hal yang dulu dianggab gaib, mistik dan rahasia sekarang sudah tidak dirahasiakan lagi. Siapapun orangnya yang penting sudah dewasa secara iman dan fikiran maka berhak untuk mendapatkan ajaran-ajaran yang dapat membangkitkan daya kesadaran diri yang lazim disebut Guru Bathin atau Guru Sejati.
             Daya kesadaran diri ini begitu besar dan sudah ada dalam diri manusia sejak manusia dilahirkan. Tapi mengapa tidak banyak orang yang dapat menggunakannya, lebih-lebih dalam membuat keajaiban sampai sekarang ini? Jawabannya adalah, benar Guru Sejati memang ada sejak manusia dilahirkan, akan tetapi kesadaran akan keberadaanNya perlu dibangkitkan, yang dalam pengertian Kaweruh Jendra disebut “dibuka”. Pelaksanaan “pembukaan” pada seseorang, akan dilakukan oleh seorang guru lantaran atau guru pamencar kaweruh kasepuhan (Jawa : pinisepuh). Dengan cara dibuka inilah seorang guru lantaran tidak perlu khawatir ilmu yang akan di pencarkan jatuh pada tangan orang yang salah. Sebab dengan cara “dibuka” inilah seorang guru berhak memilih atau menseleksi, siapa dan bagaimana pribadi-pribadi orang yang akan menerima pembukaan ini, baik secara masal maupun perorangan.
Gbr. Pelaku Jendro yang akan bermeditasi
       Setelah dibuka seseorang akan dituntun dalam bermeditasi sampai mencapai keheningan sejati. mencapai kesadaran diri yang tertinggi adalah mengalami kesadaran akan keberadaanNya. Dalam Kaweruh Jendra tubuh/raga dilambangkan dengan ( segi tiga dengan ujung diatas ) yaitu lambang wanita (Jawa : Yoni ) dan Guru Sejati dilambangkan dengan ▼ ( segi tiga dengan ujung dibawah ) yaitu lambang pria (linggo). Seseorang yang sudah bisa berkomunikasi dengan Guru Sejati akan mendapatkan tuntunan, guna menjalani hidup diatas dunia ini seturut dengan kehendakNya.
         Agar seseorang dalam menjalankan kaweruh Jendra mengalami hal-hal yang ajaib dan luar biasa,  maka perlu adanya penyatuan sejati dalam pernikahan sejati atau disebut “wejangan”. Pernikahan sejati tak ubahnya seperti pernikahan biasa, yaitu pernikahan yang terjadi antara pria dan wanita seperti pada umumnya. Perbedaanya ialah, jika pernikahan biasa pengantinnya duduk berdampingan bagai seorang raja dan permaisuri, kalau pernikahan sejati pengantinya tidak tampak memiliki pasangan, sebab pasangan/mempelainya adalah Guru Sejatinya sendiri yang tak lain adalah Roh Sejati-Nya sendiri. 
  
         Ibarat orang yang berumah tangga, setiap pasangan nikah akan bersetubuh, bersetubuh disini bukan dalam artian biologis akan tetapi yang dimaksud dengan setubuh = sebandan = manunggal = nyatu-tunggal = nyawiji = nyatu sawiji. Dalam persetubuhan (Jawa : nyawiji) akan melahirkan  buah-buah roh, buah-buah roh meliputi : Hidup dalam keteraturan (berorganisasi), sabar dalam segala hal, rendah hati, penyayang, pemaaf, lemah lembut, saling memelihara dll.
           Bertumpuh pada buah-buah roh yang terlahir dari dalam diri seseorang yang telah menerima ilmu yang sangat dirahasiakan ini, akan menjamin orang tersebut sebagai orang yang tepat untuk menerima ilmu rahasia Hermes atau ilmu rahasia Begawan Wisrawa. Karena barang siapa yang melanggar janji wejangan (perkawinan) akan menerima tulak atau sengsara semasa hidupnya, dengan jaminan inilah maka Kaweruh Jendra Hayuningrat yang sebelumnya menjadi ilmu rahasia selama berabad-abad lamanya, tetapi sekarang justru menjadi ilmu yang harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan dan mengalami “hidup dalam kemakmuran serta mati dalam kesempurnaan”.
            Nyawiji atau manunggal adalah sebutan bagi seseorang yang sudah mencapai tingkat hening dalam bermeditasi. Walau tetap dalam kesadaran penuh, seseorang yang sedang nyawiji ditandai dengan bergetarnya salah satu anggota badan atau keseluruhan dari anggota badan, namun demiklian raga tetap dapat dikendalikan. Orang yang sedang nyawiji tidak akan pernah bisa menggerakan anggota badannya lagi secara otot akan tetapi ada suatu kekuatan super yang menggerakan salah satu atau keseluruhan anggota badannya, yaitu kekuatan atau daya kesadaran diri pribadi yang lazim disebut sebagai “daya sang Guru Sejati”.
       Penyatuan sejati atau nyawiji sejati dalam kaweruh Jendra dilambangkan dengan bersatunya dua segitiga, yang masing-masing merupakan simbul dari mempelai pria ( ) dan mempelai wanita ( ▲ ). Penyatuan itu akan membentuk simbul baru seperti lambang bintang.
Berawal dari simbol inilah setelah disempurnakan bentuknya, maka muncul-lah simbul bintang berujung lima coba perhatikan symbol ini, symbol bintang ini tidak ada kaitannya dengan bintang yang ada diatas langit, bintang di langit tidak punya ujung-ujung. Simbol ini adalah melambangkan manusia yang mencapai pencerahan beserta kesempurnaannya. Perlu di ketahui, karena begitu dahsyatnya simbol ini, maka banyak orang memakainya sebagai lambang bendera sebuah negara. Simbol ini sudah ada sejak lama, namun maksud dan arti yang sebenarnya masih di rahasiakan oleh banyak orang yang sudah mencapai penyawijian sejati. Tak heran jika symbol ini dipakai dimana-mana, sebab symbol ini walau hanya ditulis atau di cap-kan, pemilik symbol tersebut telah memperoleh energy khusus yang dapat mempengaruhi kehidupan orang tersebut.
           Daya Guru Sejati juga bisa di timbun pada suatu benda atau symbol-simbol yang lain, hasilnya benda atau symbol itu akan memiliki energy yang dapat mempengaruhi kehidupan orang sekitar atau kehidupan orang yang telah mentransferkan daya Guru Sejatinya.Demikianlah penjelasan sekilas tentang Kaweruh Jendro Hayuuningrat, apabila ingin mendapatkan penjelasan lebih lengkap hubungi sekretariat PURI ASIH Jln Panjahitan XII/49 Jember 68122
Rahayu!

Bag 4. Dasar Meditasi Kaweruh Jendra Hayuningrat

Oleh. Budi Siswanto
 Daya Guru Sejati  Lebih tinggi jika dibandikan dengan  Kekuatan Otak/pikiran Manusia
 
Salam Rahayu! Otak adalah salah satu organ tubuh yang letaknya di dalam tengkorak kepala dan materinya dapat dilihat, walaupun secara harafia kita belum pernah melihat otak kita sendiri. Akan tetapi kita mempercayai bahwa materi yang berada didalam tengkorak kepala kita yang bernama otak itu benar-benar ada, keyakinan ini yang disebut “kesadaran diri”.
Gbr. Daya Guru Sejati
Guru Sejati adalah sebuah energi, yang keberadaannya tidak dapat dilihat karena tidak memiliki materi. Namun demikian kehadirannya dan keberadaan-Nya dapat kita rasakan ada dalam diri kita. Sama seperti otak/pikiran, Guru Sejati memiliki peran yang sangat penting dalam diri manusia. Otak memelihara hidup kita, otaklah yang mendorong manusia untuk senantiasa mencari nikmat, sedangkan Guru Sejati mengarahkan kehidupan kita, Guru Sejati-lah yang telah mengarahkan kita untuk menghindari sengsara. Otak terkurung dalam tempurung kepala, sedangkan Guru Sejati bisa pergi kemana-mana.
Kita tak perna menyadari adanya otak di kepala kita. Otak patuh pada kesadaran akan tetapi otak bekerja bebas diluar kesadaran manusia. Misalkan seorang siswa Jendra berusaha mengingat nama seseorang yang ditemuinya beberapa hari yang lalu. Begitu siswa Jendra itu sadar bahwa dia butuh nama itu maka kesadarannya akan mencari nama orang yang dia temui beberapa hari yang lalu itu, hingga ke dalam sel-sel otak ditempat penyimpanan ingatan tersebut. Apabila kesadaran tidak mampu menemukan, maka Guru Sejati akan mengambil alih tugas ini, Guru Sejati akan mengirimkan energinya ke otak dan kesadaran siswa Jendra itu akan menembus sel penyimpanan berkat tambahan energy yang di sampaikan Guru Sejati dan beberapa menit kemudian otak bisa menampilkan nama yang dicari-cari oleh kesadarannya siswa Jendra tersebut. Mengapa ini bisa terjadi?
Otak memiliki energi aspek kelistrikan, energy ini bisa diukur dengan alat yang disebut electroencephalograph ( ECG ). Saat otak bekerja ia mengeluarkan energy kelistrikan, ketika energi yang dihasilkan tidak mencukupi maka kesadaran manusia takan pernah mencapai sel-sel penyimpanan ingatan, hal ini yang menjadikan manusia gagal dalam mengingat.
Guru Sejati juga memiliki energy (daya), namun energy yang dihasilkan Guru Sejati tidak dapat di ukur, hanya bisa dirasakan kehadirannya. Karena tidak dapat di ukur, maka bagaimana caranya kita bisa merasakan kehadiran energy Guru Sejati?  Energi Guru Sejati itu baru bisa kita rasakan saat kita mengalami “kesadaran penuh”. Yaitu sebuah keadaan dimana seseorang membiarkan pikirannya tenang dan tidak memikirkan apa-apa, seolah-olah pikiran sedang mengingat sesuatu, karena otak tidak bekerja maka  energy yang dikeluarkan otak tidak mencukupi, dalam keadaan seperti ini maka Guru Sejati merespon bahwa perlu pengambil alihan  energy. Saat energy Guru Sejati mengambil alih maka siswa Jendra yang dalam keadaan seperti ini di sebut dalam keadaan ”kesadaran penuh”. Jika seorang siswa Jendra dalam keadaan seperti ini, maka daya super yang sangat luar biasa, yang dihasilkan oleh kehadiran guru sejati ini bisa digunakan untuk kepentingan penciptaan. Apapun bentuk materinya, apabila guru sejati berkehendak maka guru sejati akan memeritahkan otak untuk mewujudkannya, sebab otak merupakan salah satu materi yang bisa berhubungan langsung dengan Guru sejati dalam bentuk komunikasi. Hal ini yang bisa menjadikan siswa Jendra menentukan hal-hal yang belum terjadi, bukan meramal tetapi turut menentukan kejadian-kejadian di masa yang akan datang.
Di sinilah datangnya keajaiban yang di miliki oleh seorang siswa Jendra. Karena otak kita dapat menangani material maka Guru Sejati sangat tergantung pada otak manusia. Saat Guru Sejati dawuh “Saya akan datangkan banyak uang melalui toko ini”. Maka otak kita bekerja untuk menghadirkan banyak barang yang laku di jual dan dapat memberikan keuntungan banyak.  Jadi bukan uang yang di datangkan tetapi materi yang bisa menghasilkan uang yang akan di datangkan oleh Guru Sejati. Ikuti meditasi Persemakmuran yang di selenggarakan oleh PURI ASIH
Bagi anda yang mengalami kesulitan, pangkat tidak kunjung naik, tabungan tidak perna bertambah, belum mendapat jodoh, selalu bangkrut dalam menjalankan usaha, belum memiliki rumah pribadi, Hubungi kami untuk mendapatkan jadwal Meditasi Persemakmuran di sekretariat PURI ASIH Jln Panjahitan XII/49 Jember 68122, agar hidup anda mengalami perubahan. Rahayu!