Sastra Mantra / Sikep / Jimat
Karena sudah tren, walaupun dunia ini sudah
berkembang, orang masih mengenal Sikep / azimat bahkan memanfaatkannya sebagai sarana
berbagai keperluan sangatlah penting dan wajib untuk di informasikan atau
disosialisasikan informasi yang detail arti dari suatu azimat, agar semakin
faham dan dapat dijadikan tolak ukur untuk mengurungkannya atau melangkah dalam
menjadikannya sebagai sebuah sarana.
Banyak
topik membicarakan hal SASTRA MANTRA / azimat dari berbagai sudut pandang,
tetapi disini saya mencoba menyuarakan suatu yang berbeda dan dengan kaca mata
realita dimasyarakat dalam bentuk apa adanya. Sehingga jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang selama ini berkumandang paling tidak dapat jawaban
walau sedikit tapi bermanfaat.
Azimat adalah
suatu benda atau sejenisnya yang disakralkan oleh pembuatnya atau pemakainya.
Azimat ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, batu, air yang mengkristal,
hewan, manusia, dan bahan lainnya yang sengaja dibuat oleh manusia atau
tercipta oleh proses alam dan ada juga dari alam ghaib.
Kalau kita
dengar sebuah kalimat dengan sebutan Azimat, tentu kita akan terbayang hal-hal
yang gaib. Karena memang umumnya azimat berkaitan dengan hal semacam itu meski
tidak semuanya benar.
Ada juga azimat
yang disebut tangkal atau benda keberuntungan. Biasanya benda keberuntungan ini
berupa benda natural atau benda biasa tiada berisi magic tetapi sudah
disakralkan karena telah memiliki sejarah tertentu dari pemilik pertama atau
turun temurun.
Seluruh suku
dalam kultur budaya, baik satu negara maupun negara berbeda memiliki rajah (
Sastra Tulis ) masing-masing. Ada yang rajah itu dijadikan suatu ajimat atau
tangkal bahkan ada juga dijadikan sebagai suatu peninggalan purbakala yang
terus dilestarikan dan dijaga . Kalau di indonesia sungguh banyak terdapat
rajah-rajah terkemuka seperti pada suku batak, jawa, kalimantan, bugis dan suku
lainnya. kemudian di manca negara seperti China, Thailand, Brunai, Siam,
Malaysia, Singapua, India, bahkan negara super power seperti Amerika dan Eropa
juga memiliki rajah-rajah terkemuka.
Seorang
penganut ilmu hikmah misalnya, untuk melaksanakan suatu keilmuan mereka memakai 2
(dua) metode. Yang pertama yaitu dengan membaca ayat2 suci sebagai wiridan
(diualang-ulang dengan jumlah tertentu pada waktu tertentu), yang kedua yaitu
menggunakan ilmu hikmah melalui ayat2 yang dituliskan pada media tertentu atau
biasa diistilahkan dengan ilmu rajah.
Sebelum beranjak dari halaman ini, saya sangat senang sekali jika Anda bersedia meluangkan sedikit waktu untuk memberi Like dan Share serta G+1 pada artikel ini, dengan demikian artikel ini juga dapat dibaca oleh sahabat, teman dan orang terdekat Anda serta orang yang membutuhkannya.
Untuk menambah wawasan Anda dalam memahami agama-agama lain, kunjungi juga Kaweruh Transparan , sebuah blog yang memaparkan perjalanan spiritual agama-agama yang ada di muka bumi ini. Terimakasih atas kunjungan Anda dan salam sukses untuk Anda sekalian..... Rahayu..!
Sebelum beranjak dari halaman ini, saya sangat senang sekali jika Anda bersedia meluangkan sedikit waktu untuk memberi Like dan Share serta G+1 pada artikel ini, dengan demikian artikel ini juga dapat dibaca oleh sahabat, teman dan orang terdekat Anda serta orang yang membutuhkannya.
Untuk menambah wawasan Anda dalam memahami agama-agama lain, kunjungi juga Kaweruh Transparan , sebuah blog yang memaparkan perjalanan spiritual agama-agama yang ada di muka bumi ini. Terimakasih atas kunjungan Anda dan salam sukses untuk Anda sekalian..... Rahayu..!