Rahayu......!
Karsa akan terpenuhi
apabila nasehat-nasehat diatas dituruti dengan benar, praktekkan samadi pada
waktu malam hari, paling bagus tengah malam ditempat khusus atau kamar yang
bersih. Kontrol panca indera, tutuplah sembilan lobang dari raga, duduk bersila
dengan rilek, fokuskan pandangan kepada pucuk hidung. Tarik nafas, tahan nafas,
dan keluarkan nafas dengan tenang dan santai, konsentrasikan cipta lalu
dengarkan suara nafas. Pertama-tama akan dirasakan sesuatu yang damai dan
apabila telah sampai saatnya orang akan bisa berada berada dalam posisi
hubungan harmonis antara kawula dan Gusti Allah, tubuh bergetar, badan seperti
kesemutan.
Cobalah lakukan sebagai berikut :
- Lupakan segalanya selama dua belas detik (baca mantra “ambo sigeg”)
- Dengan sadar memusatkan cipta kepada dzat yang Agung selama seratus empat puluh detik. (undang kesadaran saudara empat: Mutmainah, Supiyah, Amarah, Aluamah)
- Jernihkan pikiran dan rasa selama satu, dua atau tiga jam ( bisa menggunakan nyala dupa sebagai pengontrol waktu).
Jika
seorang siswa Jendra mampu melakukan meditasi ini maka, cukup dengan bimbingan
sedikit waktu oleh guru lantaran ( Pinisepuh) akan mendatangkan pencerahan dan
apabila itu terjadi maka siswa tersebut siap melayani masyarakat untuk
melakukan pendampingan spiritual.
Agar bertambah kemampuan dalam
melayani, seorang siswa Jendra hendaknya rajin tapa raga dan tapa Jiwa. Adapun
tapa raga dan tapa Jiwa yang di rekomendasikan oleh Guru Bathin sbb:
Tujuh macam tapa raga, yang perlu
dilakukan:
- Tapa mata, mengurangi tidur artinya jangan mengejar pamrih.
- Tapa telinga, mengurangi nafsu artinya jangan menuruti kehendak jelek.
- Tapa hidung, mengurangi minum artinya jangan menyalahkan orang lain
- Tapa bibir, mengurangi makan artinya jangan membicarakan kejelekan orang lain
- Tapa tangan, jangan mencuri artinya jangan mudah memukul orang
- Tapa alat seksual, mengurangi bercinta dan jangan berzinah
- Tapa kaki, mengurangi jalan artinya jangan membuat kesalahan
Tujuh macam tapa jiwa yang perlu
dilakukan:
- Tapa raga, rendah hati melaksanakan hanya hal yang baik
- Tapa hati, bersyukur tidak mencurigai orang lain melakukan hal yang jahat
- Tapa nafsu, tidak iri kepada sukses orang lain, tidak mengeluh dan sabar pada saat menderita
- Tapa jiwa, setia tidak bohong, tidak mencampuri urusan orang
- Tapa rasa, tenang dan kuat dalam panalongso
- Tapa cahaya, bersifat luhur berpikiran jernih
- Tapa hidup, waspada dan eling
Berketetapan hati:
- Tidak ragu-ragu
- Selalu yakin orang yang kehilangan keyakinan atas kepercayaan diri adalah seperti pusaka yang kehilangan yoninya atau kekuatannya
Menghormati orang lain tanpa
memandang jenis kelamin, kedudukan, suku, bangsa, kepercayaan dan agama, semua
manusia itu sama. Saya adalah kamu (tat
twan asi). Artinya kalau kamu berbuat baik kepada orang lain, itu juga baik
buat kamu, kalau kamu melukai orang lain itu juga melukai dirimu sendiri.
Kerendahan Hati
Kerendahan hati merupakan syarat
mutlak menjadi konsultan Spiritual, sebab dengan demikian seorang konsultan
akan selalu menganggap masalah orang lain lebih penting dibandingkan dengan
masalah pribadinya sendiri. Se-ringan apapun per-masalah-annya bagi kita selaku
konsultan, belum tentu orang lain mampu dan bisa menghadapinya sendiri atau
seorang diri.
Motifasi, arahan, bahkan tela’ah
sebuah kasus sangat dibutuhkan oleh seseorang yang sedang terperangkap sebuah
masalah. Dalam hal ini peran seorang konsultan sangat dibutuhkan, agar orang
yang sedang di rundung masalah itu memiliki pegangan atau kendali dalam
menghadapi semua masalah yang muncul dalam hidup orang tersebut.
Tanpa memiliki rasa kerendahan hati,
seorang konsultan spiritual pasti akan mengalami kegagalan dalam melakukan bimbingan, arahan,
motifasi dsb. Oleh karena itu, sebagai seorang konsultan spiritual hendaklah meningkatkan rasa kerendahan hati. Rahayu.....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar