Cerita
“Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” yang kemudian saya singkat (SHPD)
berawal dari suatu cerita wayang dimana Resi Wisrawa ingin mengajarkan sebuah
ilmu Haqeqat kepada Dewi Suksesi . Kemudian Resi Wisrawa juga berkehendak
mengajarkannya kepada Prabu Sumali (Ayah Dewi Suksesi).
Kemudian
Resi wisrawa bercerita kepada Dewi Suksesi dan Prabu Sumali bahwa SHPD adalah
suatu ilmu yang bila ditaati dengan benar maka akan mengenal watak
(nafsu-nafsu) dari diri pribadi. Kemudian nafsu-nafsu tersebut dipupuk,
dikendalikan dan dikembangkan dibawah “kepemimpinan kesadaran yang bersifat
jujur dan baik”. Jika sudah mampu memimpin nafsu2 tersebut maka ilmu tersebut
merupakan kunci untuk memahami “isi indraloka” pusat tubuh manusia yang berada
di dalam rongga dada manusia, sebagai kunci Rasa Gaib, yang bernilai sama
dengan Tuhan YME yang Maha Gaib.
Prabu
Sumali sangat tertarik, dan mempersilahkan Resi Wisrawa dan Dewi Suksesi untuk
masuk ke dalam sanggar pemujaan untuk memberikan wejangan yang lebih dalam.
Semua wejangan dilaksanakan dengan sangat rahasia, karena SHPD adalah rahasia
alam semesta, yang tidakboleh diketahui sembarang orang , mahluk lain baik
daratan, lautan, maupun udara. Tetapi karena Prabu Sumali dianggap belum
waktunya menerima ilmu itu, maka Prabu Sumali tidak ikut masuk ke sanggar. Jadi
hanya Resi Wisrawa dan Dewi Suksesi yang ada didalam sanggar.
Kemudian
wejangan dilanjutkan…
Jika
seseorang sudah mengetahu kunci rasa gaib itu… maka akan menjadi pemusnah
segala macam bahaya… dan tidak ada ilmu lagi yang mengunggulinya… sebab
semuanya sudah tercakup dalam “sastra utama” ini… puncak dari segala macam
ilmu. Jika para Raksasa, Hewan, semua mahluk mengetahui ilmu ini… Dewa akan
membebaskannya dari segala macam petaka.. Jika mati… sempurna kematiannya…
rohnya akan berkumpul dengan manusia yang menguasai ilmu ini dan rohnya juga
berkumpul dengan para Dewa yang mulia.
Sastrajendra
disebut pula sastra ceta… suatu hal yang mengandung kebenaran, keluhuran.
Keagungan akan kesempurnaan penilaian terhadap hal-hal yang belum nyata bagi
manusia. Rahasia mengenai seluruh alam dan perkembangannya.
Untuk
mencapai itu manusia harus melewati seluruh syaratnya, sukma dan roh harus
manunggal, antara lain dengan cara :
1. Mutih
2. Nyirik
3. Ngebleng
4. Patigeni
2. Nyirik
3. Ngebleng
4. Patigeni
Selanjutnya melakukan tapa :
1. Tapa Jasad : mengendalikan/menghentikan gerak tubuh, jangan merasa sakit hati atau menaruh balas dendam. Menerima semua keadaan yang ada dengan kesungguhan hati.
2. Tapa Budi : menghindari perbuatan hina dan tidak jujur
3. Tapa Nafsu : mengendalikan hawa nafsu dan sifat angkara murka dari siri pribadi
4. Tapa Sukma : menenangkan jiwa
5. Tapa Cahya : selalu awas dan waspada, tidak terjebak keadaan yang cemerlang yang dapat mengakibatkan penglihatan yang samar dan saru.
6. Tapa Gesang : berjuag sekuat tenaga kearah kesempurnaan hidup
Sastra Jendra adalah “benih seluruh alam semesta”… dan sebagai kunci untuk memahami Rasa Sejati … dengan selalu melakukan instropeksi… untuk mengetahui gerak-gerik Nafsu manusia (Amarah, Alwamah, Supiah, Mutmainah)…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar