Oleh Budi Siswanto
Pengantar
Meditasi
ini merupakan rahasia yang paling menarik untuk dipelajari, sepanjang saya
menjalani hidup sebagai siswa Jendra. Sebab dalam pengamatan saya, semua pelaku
ilmu kebathinan taraf hidupnya semua dibawa
rata-rata. Hal ini bisa kita maklumi, karena semua pelaku kebatinan rata-rata
menghindari hidup makmur dengan berbagai macam alasa.
Berbeda
dengan kawruh Jendra Hayuningrat. Ilmu yang dipelihara bertahun-tahun oleh
raja-raja Jawa,
tentunya memiliki sejumlah rahasia tentang bagaimana mengalami
hidup makmur seperti yang dialami oleh leluhur kita sebagai para
pelaku-pelakunya tempo dahulu. Hidup berlimpah-limpah dengan harta benda,
kehormatan, paras muka yang menawan, kesehatan dan umur panjang.
Dasar Meditasi
Persemakmuran
Menurut
Dhawuh Eyang Wongsodjono, setiap siswa Jendra layak mengalami hidup makmur.
Bahkan gambaran kemakmuran itu sudah ada sejak kita dilahirkan. Akan tetapi
bagaimana mungin itu terjadi? Lah kenyataannya!! kita hari ini masih harus
bekerja keras guna mencukupi kebutuhan kita sehari-hari.
Perlu
diketahui oleh kita semua bahwa, waktu bayi kita serba berkecukupan, mulai dari
pakaian, makanan, susu, mainan bahkan sampai kesehatanpun kita semuanya ada
yang menjamin. Orang tua!!!?? Bukankah itu sudah menjadi kewajibannya? Iya
benar, semua menjadi kewajiban orang tua. Tetapi itu tidak mutlak, sebab ada bayi yang terlantar,
dibuang di bak sampah atau ditepi jalan dan sebagainya.
Sepertinya,
setelah membaca kasus di bait terakhir diatas, kita semua tahu apa yang terjadi
dengan semua ini...? Pasrah, Polos dan Apa adanya....akhirnya sang bayi
terlantar tersebut ditemukan oleh seorang bidan kaya dirawat disekolahkan dan
tentunya hidup dalam kemakmuran.
Mengapa
setelah dewasa kita hidup dalam kesusahan? Benar sekali, saat ini setiap orang
susah harus bekerja keras membanting tulang, bukan untuk hidup makmurnya akan
tetapi demi mencukupi kebutuhan-kebutuhan hariannya, belum sakit-penyakitnya,
dihina. Pada akhirnya usia masih belia sudah mati mungkin karena kecelakaan,
narkoba bahkan ada yang bunuh diri.
Kunci Keberhasilan
dalam Meditasi Persemakmuran
Diawal
sudah saya jelaskan, bayi merupakan contoh kongkrit dan memenuhi semua
persyaratan untuk mengalami hidup makmur. Pasrah, Polos dan Apa Adanya. Inilah
rahasia hidup makmur, dalam bermeditasi kita harus :
Pasrah seberapapun
kecilnya pemberian Tuhan pada sang bayi, dia tidak pernah mencari tambahan
dengan menghalalkan segala cara. Demikian pula kita siswa Jendra dalam
bermeditasi hendaklah meniadakan keinginan, sebab Tuhan tahu apa yang kita
butuhkan. Cara meniadakan keinginan adalah dengan mengucap syukur atas apa saja
yang sudah kita terima dalam hidup ini.
Polos dan Apa
Adanya Jangan
pernah memikirkan jalan pintas untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tetapi
pikirkan saja tentang apa yang kita inginkan dan mengenai jalan mendapatkan
atau mendatangkan keinginan itu, biarlah Tuhan sendiri yang mengaturnya.
Dua
hal tersebut diatas, hanya ada pada seorang bayi. Bayi yang polos dan belum
mengenal tipu daya, sehingga yang ada dalam benaknya hanya memikirkan tentang
apa yang dia inginkan, bukan bagaimana caranya supaya semua keinginannya bisa
tercapai.
Ketegangan
orang dewasalah yang telah menghambat setiap siswa Jendra untuk mengalami hidup
makmur. Agar kita bisa kendor dan tidak kemrungsung maka diperlukan sebuah
latihan-latihan kecil, agar kita bisa kembali menjadi bayi kecil yang pasrah
dan polos agar bisa mengalami hidup makmur.
Diperlukan
latihan pengendoran dan memikirkan (penggambaran) tentang apa yang kita
inginkan. Bahkan meditasi ini bisa kita gunakan untuk menemukan tempat sebuah
barang yang hilang dari pemiliknya, menentukan siapa yang menang, mengenal
siapa fihak yang salah bahkan menggerakan orang lain untuk berbuat sesuatu
sesui dengan yang kita inginkan misalkan membawa pulang orang yang pergi dari
rumah, membuat orang yang bengis jadi lembut hati dan lain sebagainya. Intinya
pengajarannya : setiap orang berhak makmur dan mengalami nasib baik.
Tuntunan
Meditasi
1.
Duduklah dalam sikap (dalam bahasa jawa “Patrap”) meditasi. Jangan bersandar,
jangan menggunakan kipas angin, dan lepaskan baju yang ketat.
2.
Tutup mata dan aturlah nafas seperti yang diajarkan Kawruh Jendra. Kurangi
sinar lampu dan sebagai pewaktu atau timer gunakan dupa (-/+ 45 menit).
3. Ucapkan mantra meditasi (Ambo sigeg tumuju waskita manunggal 3x) sebagai bentuk
pelindungan dari hal-hal gaib ataupun khewan yang mengganggu. Seperti nyamuk,
tikus, ular, jin, setan atau apapun yang kita takuti dan bisa merusak
konsentrasi.
4.
Bacalah mantra “sadulur papat” (Ariyah Mutmainah, Nuriyah Supiyah, Jatmoko
Amarah, Nurasari Aluamah). Agar kita bisa berkonsentrasi dan tidak terganggu
oleh obah-mosik’e sadulur papat (Nafsu).
5.
Tarik napas panjang sekali lagi dan saat pelepasan nafas, rasakan pengendoran
dan relaksasi yang semakin dalam.
6.
Gambarkan atau bayangkan kita sedang berada di dalam sebuah pasar malam, dan
bayangkan didepan pintu gerbang pasar malam tertera baliho besar yang
bertuliskan “PASAR MALAM KEHIDUPAN” atau “PAMERAN PEMBANGUNAN KEHIDUPAN”.
7.
Datangi sebuah stand permainan ( bisa lempar gelang, menembak botol, atau permainan
berhadiah lainya.) dan bayangkan kita selalu menang dan mendapatkan hadiah yang
menarik, bahkan bilamana kita sadar akan apa yang kita inginkan, seperti ingin
Honda Beat, Yamaha Vixion, Televisi LED bisa kita gambarkan sebagai salah satu
hadiah yang kita terima.
8.
Cara menentukan waktu kapan semua bayangan itu akan terjadi ialah, dengan
melihat kalender di HP atau jam dinding digital yang ada disekitar pasar malam
itu, dan sedapat mungkin kalendernya bertanggal besok hari.
9.
Tinggalkan pasar malam itu dengan membawah sejumlah hadiah yang kita menangkan
dalam pertandingan itu. Dan jangan lupa, sebelum kita meninggalkan gerbang
pasar malam, sebaiknya kita melihat sekali lagi baliho besar yang bertuliskan
“PASAR MALAM KEHIDUPAN” atau “PAMERAN PEMBANGUNAN KEHIDUPAN”.
10
baca mantra penutup meditasi dengan doa penyerahan (Pasrah) seberapa besar
pemberian Tuhan syukurilah. Tutup dengan “Nyuwun Teguh, Rahayu, Selamet, Makmur, Sehat, Anom lan Yuswa Widada (umur panjang)”.
Sebagai
Pinisepuh, saya telah memohonkan semua hidup siswa Jendra Puri Asih mengalami
Hidup Makmur. Sekarang tinggal keadaan semua siswa Jendra, “sudahkah menyiapkan
diri untuk mengalami hidup Makmur?”
Salam _()_ Rahayu